Oleh:
YUNIRAWATI
(Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri)
Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru dapat menerapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, karena pembelajaran ini disesuaikan dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar peserta didik. SLB BC YSBPD Wuryantoro, Kab.Wonogiri termasuk sekolah luar biasa yang menerapkan pembelajaran tersebut. Sebagai dasar langkah yang dipilih untuk membimbing peserta didik maka guru dapat mengambil pendapat Farida Rahim (2016:942) yang menyatakan bahwa penguasaan kemampuan membaca diawali dengan membaca permulaan yang dapat diartikan sebagai kegiatan mengenal huruf dan bunyi pelafalan huruf, kemudian mengartikan rangkaian huruf menjadi kata.
Situasi awal terdapat kecenderungan peserta didik tidak fokus belajar dan cenderung bermain sesuka hati saat pembelajaran di kelas. Sering guru juga melakukan pembelajaran yang monoton dengan metode ceramah, akhirnya perlu mengembangkan sebuah media yang mudah dibuat, ringan dipakai, murah, inovatif serta fleksibel.
Praktik ini penting dibagikan karena bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu meningkatkan kemampuan kompetensi, sumber inspirasi bagi rekan sejawat dan menjadi sumber ilmu pengetahuan pembaca pada umumnya. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan yang berdampak meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik. Peran saya dalam praktik baik ini sebagai guru yang merancang dan menyediakan fasilitas berupa media pembelajaran APCA (Apron Baca) menjembatani peserta didik lebih tertarik belajar sehingga lebih semangat belajar, keaktifan dan minat belajar meningkat dan berpengaruh pada hasil belajar Bahasa Indonesia.
Tantangan yang dialami penulis terdapat pada saat merancang pembelajaran, membuat media, ketika mengimplementasikan APCA (Apron Baca) ke penyandang selain tunarungu serta membuat pembelajaran itu berbasis student centered. Yang terlibat dalam praktik baik ini semua warga dan sumber daya yang mendukung dari lingkungan sekolah.
Aksi guru untuk mengatasi tantangan itu dijabarkan dengan sebelumnya melakukan asesmen diagnostik. Selanjutnya langkah penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan Media APCA.
Secara konten APCA terdiri dari tiga komponen yaitu celemek, gambar tema, serta huruf pembentuk kata. Cara menggunakannya guru dapat memakai APCA pada badan bagian depan, fungsinya untuk menempelkan gambar, serta huruf pembentuk kata.
Media APCA ini terdapat kantong yang berfungsi untuk menaruh gambar dan huruf sebelum di pasangkan. Guru memberikan kantong supaya terjadi gerakan mengambil dari kantong untuk melatih ketrampilan motorik.
APCA sendiri dalam konten ini dibuat dua warna yang berbeda untuk memberikan sarana yang sesuai kebutuhan peserta didik. APCA dibuat dengan dua warna yang berbeda. Bagi peserta didik yang sudah bisa membaca kosakata A-Z mengenakan media APCA biru dan merah sekaligus berperan sebagai tutor teman sebaya. Sedangkan yang belum bisa mengisyaratkan huruf A-Z, mereka yang melakukan kegiatan tahap penggunaan APCA dengan cara kolaborasi.
Proses implementasinya secara individu ataupun kelompok. Pembelajaran berdiferensiasi proses tampak pada penggunaan media APCA yang dilakukan dengan 3 tahap yaitu memilih huruf dari kantong, menyusun huruf, dan dilanjutkan membaca kata. Strategi yang ditempuh dalam aksi tersebut diatas dapat memberikan variasi mengajar yang mengasyikkan.
Result atau Data hasil belajar sebelum dan setelah penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan APCA menyatakan adanya peningkatan. Sebelum implementasi media APCA mendapatkan rata-rata kelas 67,5 sedangkan tahun 2023 sudah fase new normal yang mana pembelajaran kembali secara luring (luar jaringan) penuh sehingga guru dapat maksimal menerapkan media APCA yang menghasilkan peningkatan perolehan nilai hasil belajar pada rata-rata kelas 78,75.
Dampak implementasi yang nyata diantaranya dapat memotivasi teman-teman guru untuk menggunakan media APCA dalam pembelajaran membaca, baik membaca permulaan maupun pengembangan pada materi ajar lain. Faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya implementasi penerapan terletak pada penguasaan guru dalam menerapkan media APCA itu sendiri. Semoga memberi inspirasi dalam mengasah pemikiran mencari solusi serta memberikan pembelajaran yang profesional, efektif dan efisien baik bagi rekan guru di sekolah khususnya maupun dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya.